Rabu, 03 Agustus 2011

FILOSOPI


FILOSOFI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PAUD merupakan pembinaan yang ditujukan kepada anak usia dini melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan masuk sekolah dasar.
Dunia pendidikan anak usia dini dipelopori beberapa tokoh antara lain :
1. Martin Luther
     Menekankan agar anak menggunakan sekolah sebagai sarana untuk belajar membaca.
2. John Amos Comenius
     Comenius percaya bahwa pendidikan harus dimulai sejak dini
3. John Lock
     Pencetus teori tabularasa (anak sebagai kertas putih)
4. JJ Rousseau
      Mengadvokasi agar anak kembali ke alam
5. Reggia Emilia
     Mengembangkan potensi individu anak dengan kegiatan bermain
6. Creative Play
     Kurukulumnya difokuskan untuk mendorong dan mendukung kegiatan bermain anak.
Pembahasan
1.   Pendekatan High Scope
                Merupakan pendekatan yang melibatkan anak agar anak aktif atau CBSA, anak aktif belajar dan guru sebagai fasilitator (learning center teaching).Potensi yang dimiliki anak digali agar terlihat dalam pembelajaran di TK pendekatan ini sudah kita laksanakan dan dikurikulumnya pun sudah ada. indikator-indikator dalam kurikulum sudah mengarah pada pendekatan.
Contoh : dalam aspek
  1. Seni                      = anak membentuk dengan plastisin
  2. F/M                      = anak senam
  3. Kognitif               = anak melakukan eksperimen
  4. Bahasa                 = anak melakukan sosiodrama
  5. Pembiasaan       = anak melakukan berdoa sebelum dan melakukan kegiatan
 2.   Pancasila sebagai Filosofi Pendidikan Nasional, lalu bantuan orang tua yang dapat diberikan agar anak dapat berkembang secara optimal yaitu :
     a. Memberikan perhatian pada anak
     b. Selalu menjalain komunikasi dengan anak
     c. Membantu memberi materi/pembelajaran
     d. Memberikan sarana dan prasarana pada anak
     e. Orang tua aktif menjalin kerjasama dengan pihak sekolah/pendidik.  
3. Pola Asuh Otoriter
                Melaksanakan pendekatan bersifat dictator menonjolkan wibawa. Dalam pelaksanaannya pola asuh ini tidak berdiri sendiri. Tetapi dapat dikombinasikan seperti contoh pada kasus anak yang selalu membangkang, ringan tangan, menggangu teman-temannya, pola asuh yang dapat digunakan adalah pola asuh demokratis yang dikombinasikan dengan otoriter yakni sebelum kita melaksanakan pembelajaran kita membuat aturan-aturan yang dilakukan antara pendidik dan anak (demokratis) dan apabila peraturan tersebut dilanggar maka yang melanggar diberikan sanksi (otoriter). Dan sanksi yang dibuat dimusyawarahkan antara pendidik dan anak (demokratis).
Agar pembelajaran berjalan lancar maka diperlukan, reward dan punishment. Apabila anak menaati peraturan maka anak diberikan hadiah bisa berupa bintang maupun pujian. Sedangkan apabila anak melanggar peraturan maka diberikan punishment yakni anak diberikan hukuman dengan tidak diberi bintang, dan juga untuk membantu perkembangan anak secara optimal maka diperlukan kerjasama yang baik dengan pendidik, dengan adanya komunikasi yang baik maka akan memperlancar proses belajar mengajar di sekolah